PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL
HASANIYAH DESA SAMBIRAMPAK KIDUL KECAMATAN KOTAANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO
TAHUN PELAJARAN 2003/2004
A.
Latar Belakang Masalah
Allah SWT menciptakan manusia untuk
menjadi pemimpin di dunia dengan dilengkapi segenap organ tubuh dan
kesempurnaan yaitu : akal, emosi, hawa nafsu dan kelengkapan lainnya. Berbagai
kelengkapan tubuh itu yang menjadikan manusia lebih mulia dari mahluk Allah
lainnya apabila manusia mampu memfungsikan segala potensi sesuai dengan
proporsinya. Namun apabila manusia menyalah gunakan kelengkapan dan potensi
yang diberikan Allah itu manusia dapat menjadi mahluk yang rendah dan bahkan
lebuh rendah dari binatang sekalipun
Potensi yang ada pada manusia,
selayaknya difungsikan dan ditumbuh kembangkan sesuai dengan proporsinya,
manusia akan mampu menjalankan fungsi kepemimpinannya apabila membekali diri
dengan ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq 1-5
:
Artinya : Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Maha Pemurah. Yang mengajarkan
manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq 1-5) (Depag. RI., 1984:1097)
Sabda Nabi Muhammad SAW : Artinya :
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. (Shalih, Ibnu ‘Adi dan Baihaqi dari
Anas). (Ahdjat, 1995:330).
Dari dua nash tersebut dapat dipahami bahwa
Agama Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan pentingnya pendidikan yang
menekankan perlunya orang belajar membaca dan menulis serta belajar ilmu
pengetahuan.
Dengan berbekal ilmu pengetahuan
manusia akan mendapat derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia baik menurut
pandangan Allah SWT maupun manusia, dan hal imi dapat diperoleh cara beriman
kepada Allah SWT dan memperbanyak serta memperluas ilmu pengetahuan. Allah SWT dalam firman-Nya
mengungkapkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan
berilmu beberapa derajat. Firman Allah dalam surat Al-Mujaadalah ayat 11 yaitu
:
Artinya : ….. Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu
pengetahuan dengan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui terhadap apa-apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadalah : 11) (Depag RI., 1984:910)
Dalam kaitannya dengan menuntut ilmu tersebut,
maka seiring dengan kemajuan zaman yang kian pesat, proses belajar tersebut
semakin maju dan masalah yang sangat kompleks dan urgen. Salah satu dari
kekomplekannya, dapat dilihat dari konteks kekinian baik mulai dari tantangan
dan hambatan pendidikan ataupun tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan itu
sendiri.
Tujuan pembangunan nasional Bangsa Indonesia
yang telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke IV adalah :
Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajuka kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial. (UUD 1945, 1993:02)
Cita-cita bangsa Indonesia yang merupakan
penegasan dan tujuan akhir pembangunan Nasional tersebut tellah dirumuskan
kembali dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1993 tentang GBHN, sebagai tujuan
pembanguna nasional yaitu :
Mewujudkan masyarakat adil makmur yang
merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah
negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka berkedaulatan rakyat, dalam
suasana prikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis.
Untuk merealisasikan tujuan
pembangunan nasional tersebut, nampaknya eksistensi pendidikan sangat urgen hal
ini dapat dilihat dari tujuan Pendidikan Nasional yang termaktub dalam UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yaitu :
Pendidikan Nasional adalah
pendidikan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Salah satu bentuk kemajuan dari proses
belajar yaitu enggan diadakannya lembaga pendidikan yang secara formal diakui
keberadaannya. Orang tua yang semestinya
mendidik sendiri anaknya, dalam bebrapa aspek bisa diwakilkan dalam lembaga
pendidikan formal tersebut yaitu sekolah. Sekolah atau Madrasah yang menjadi
wakil dari amanat orang tua dalam mendidik anak harus memiliki kalifikasi yang
cukup, dengan kata lain tidak semua lembaga pendidikan yang secara otomatis
menjadi lembaga pendidika yang baik.
Dengan demikian kualifikasi merupakan prasarat wajib yang harus
dimiliki lembaga pendidikan, baik itu dari segi tenaga edukatif, sarana dan
prasarana maupun aspek lain yang terkait.
Berkaitan dengan masalah proses belajar
mengajar di sekolah, siswa maupun guru yang akan melakukan dinamisasi dalam
arti proses belajar mengajar tersebut merupakan sarana untuk mengembangkan diri
dan ilmu pengetahuan, sikap maupun akhlaq. Hanya saja proses belajar tersebut
tidak selamanya berjalan tanpa hambatan. Hambatan atau rintangan akan
senantiasa muncul setiap waktu baik itu kesulitan mengajar guru, kesulitan
belajar siswa dan sebagainya.
Sehingga dengan beberapa hambatan tersebut diharapkan guru dan
siswa yang bersangkutan akan lebih dinamis dan inovatif.
Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah yang berperan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
berbagai hal terutama masalah kesulitan belajar harus senantiasa mendapat
perhatian yang serius agar kesulitan belajar tersebut dapat segera teratasi.
Dari sini peranan bimbingan dan penyuluhan disekolah mulai diperlukan dan bukan
saja untuk mengatasi kesulitan belajar siswa akan tetapi juga membantu guru
dalam mengenal siswanya secara lebih dalam sehingga bimbingan dan penyuluhan
lebih sistimatis dan bermutu.
Bimbingan dan penyuluhan yang keberadaannya
semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan merupakan suatu badan yang mempunyai
fungsi sangat penting. Dengan kata lain bimbingan dan penyuluhan mempunyai
peran dalam mencarikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa
dalam proses belajar mengajar.
Bimbingan dan penyuluhan berfungsi untuk membantu kelancaran
pendidikan dan pengajaran di sekolah, artinya dengan adanya bimbingan dan
penyuluhan disekolah secara intensif akan memberi dampak baik secara langsung
maupun secara tidak langsung yang akhirnya akan kembali pada keberhasilan
pendidikan.
Berdasarkan pada pemikiran inilah
kiranya perlu dilakukan penelitian tentang peranan bimbingan dan penyuluhan
dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo
Desa Laweyan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Probolinggo Tahun Pelajaran
2002/2003.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang
sangat penting di dalam kegiatan penelitian, sebab masalah merupakan obyek yang
akan diteliti dan dicari jalan keluarnya melalui penelitian. Pernyataan ini relevan dengan yang
diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan mengatakan bahwa : “Masalah mesti merupakan bagian kebutuhan
seseorang untuk dipecahkan, orang ingin mengadakan penelitian karena ia ingin
mendapatkan pemecahan dari masalah yang dihadapi.” (Surahmad, 1989:22)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa rumusan masalah sudah menjadi suatu “kebutuhan” dalam sebuah penelitian,
karena tanpa rumusan masalah alur dan sistematika penelitian tidak akan
menemukan jawaban dari masalah yang sedang diteliti.
Sedangkan Sanapiah Faisal dalam
Metodologi Penelitian Pendidikan mengemukakan :
Dalam penelitian perlu ditegaskan
dan dirumuskan masalah yang akan diteliti. Penegasan masalah tersebut sekaligus
menggambarkan fokus arah yang diikuti nantinya di dalam proses suatu
penelitian. Rumusan masalah cukup terbatas lingkupnya sehingga memungkinkan
penarikan kesimpulan yang tegas. (Sudiyono, 1992:61)
Dari definisi tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa sesuatu yang bersifat problematik akan memerlukan pemecahan.
Dalam penelitian kita dituntut untuk mencari pemecahan masalah tersebut.
Bertitik tolak dari latar belakang
yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
1. Adakah peranan bimbingan dan penyuluhan
dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo
Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
2. Bagaimana peranan bimbingan dan penyuluhan
dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo
Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian di dalam karya
ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas
penelitian, karena segala yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang
sesuai dengan permasalahannya.
Tujuan dalam penelitian akan sangat
membantu terhadap pencapaian hasil yang optimal dan dapat memberikan arah
terhadap kegiatan yang dijalankan dalam penelitian itu.
Sesuai dengan persepsi tersebut dan
berpijakpada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini
mempunyai tujuan :
1. Ingin mengetahui ada tidaknya peranan
bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di
Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten
Probolinggo.
2. Ingin mengetahui bagaimana peranan
bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa dengan
bimbingan di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih
Kabupaten Probolinggo.
D.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait utamanya bagi pihak-pihak
berikut ini :
- Bagi Guru
Sebagai sarana untuk mengambil
inisiatif dalam rangka penyempurnaan program proses belajar mengajar sehingga
antara guru sebagai pendidik di sekolah dan siswa sebagai pihak yang perlu
dididik bisa saling melengkapi dan bekerja sama dengan baik, sehingga prestasi
belajar siswa akan selalu meningkat.
- Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dalam
mengambil kebijaksanaan yang tepat dan memberikan/menambah sarana dan prasarana
dalam rangka memberikan gairah dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan
mutu dan prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.
- Bagi Penulis
Sebagai bahan latihan dalam
penulisan karya ilmiah, sekaligus sebagai tambahan informasi mengenai bimbingan
dan penyuluhan yang ada di lembaga madrasah khususnya di Madrasah Tsanawiyah
Wali Songo Desa Lawean Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
E.
Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur
Penelitian suatu Pendekatan Praktek, menyatakan bahwa “Hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (1997:67).
Adapun Hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.
Hipotesis Kerja (Ha)
“Ada peranan bimbingan dan
penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah
Wali Songo Dewa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo”.
- Hipotesis Nihil (Ho)
“Tidak ada peranan bimbingan dan
penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah
Wali Songo Dewa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo”.
F. Ruang
Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang peranan bimbingan dan
penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah
Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo ini
mempunyai jangkauan yang sangat luas. Namun karena adanya keterbatasan waktu,
tenaga, dana, dan kemampuan yang dimiliki penulis, maka ruang lingkup
penelitian dibatasi pada masalah sebagai berikut ini :
- Karakteristik lokasi penelitian, yakni mengenai gambaran umum tentang lokasi tersebut yang meliputi sejarah berdirinya madrasah, struktur organisasi, dan data-data lain yang diperlukan dalam penelitian.
- Bentuk-bentuk bimbingan dan penyulihan yang diberikan oleh guru kepada siswa baik secara prefentif maupun kuratif dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa.
- Data tentang hasil perolehan skor dari angket yang telah disebarkan untuk mengetahui ada tidaknya peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
G.
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam
penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi
makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat menimbulkan kerancuan
dalam mengartikan judul, maksud dari penelitian, disamping itu juga sebagai
penjelas secara redaksional agar mudah dipahami dan diterima oleh akal sehingga
tidak terjadi dikotomi antara judul dengan pembahasan dalam skripsi ini.
Definisi operasional ini merupakan suatu bentuk kerangka pembahasan yang lebih
mengarah dan relevan dengan permasalahan yang ada hubungannya dengan
penelitian.
Sesuai dengan judul “Peranan Bimbingan dan
Penyuluhan dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa”, maka batasan
pengertian di atas meliputi :
a.
Peranan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
memberikan arti peranan, “Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa” (Depdikbud, 1991:751).
Sedangkan menurut WJS. Poerwadarminto
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan peranan adalah, “Sesuau yang
menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya
suatu hal atau peristiwa)” (Poerwadarminto, 1997:735).
Berdasakan pendapat para ahli di atas,
dapat penulis simpulkan bahwa peranan adalah segala sesuatu yang bisa
mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa yang lain baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b.
Bimbingan dan penyuluhan
Bimbingan dan penyuluhan yang dalam
bahasa Inggrisnya disebut Guidance and Couseling merupakan rangkaian dua kata
yang jika kata bimbingan disebut biasanya selalu diikuti oleh kata penyuluhan.
Bimo Walgito memberikan definisi
bimbingan sebagai berikut :
Bimbingan adalah merupakan tuntunan,
bantuan dan pertolongan yang diberikan pada individu atau sekumpulan
individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
hidupnya agar supaya individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya. (Mapiere, 1997:735).
Dari pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu yang
mengalami kesulitan hidup. Sesuai dengan potennsi yang ada sehingga mereka bisa
hidup sejahtera dan damai. Dalam aktivitas belajar, siswa membutuhkan bimbingan
dalam menghadapi kesulitan belajarnya.
Sedangkan pengertian penyuluhan
menurut Bimo Walgito adalah :
Penyuluhan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya. (Mapiere, 1997:04)
Dari dua pengertian tersebut, ada
persamaan dan ada perbedaannya. Persamaannya adalah keduanya merupakan suatu
bantuan bagi individu-individu dalam menghadapi problem hidupnya. Sedangkan
perbedaannya, bimbingan lebih luas dari penyuluhan, bimbingan lebih
menitik-beratkan pada segi-segi kuratif. Tetapi walaupun berbeda, penggunaan
bimbingan selalu diikuti oleh kata penyuluhan.
c.
Menanggulangi kesulitan belajar
Menanggulangi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia antara lain diartikan “Mengatasi” (Depdikbud, 1991:1005).
Sedangkan Kesulitan berarti “Keadan yang
sulit; sesuatu yang sulit, kesukaran. (Depdikbud, 1991: 971).
Sedangkan belajar menurut Gagne (1984)
adalah sebagaimana dikutip oleh Ratna Wilis Dahan dalam bukunya yang berjudul
Teori-teori Belajar, memberikan definisi belajar yaitu : “suatu proses dimana
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. (Dahan, 1989:11).
Belajar adalah segenap rangkaian
kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan
perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sedikit banyak permanen. (Dahan,
1989:06).
Dari dua pengertian di atas dapat
diketahui bahwa yang dimaksud menanggulangi kesulitan belajar adalah upaya
untuk mengatasi keadaan yang terasa sulit sewaktu individu melakukan kegiatan
belajar.
H.
Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan rangkuman
sementara dari sisi skripsi, yakni suatu gambaran tentang isi skripsi secara
keseluruhan dan dari sistematika itulah dapat dijadikan satu arahan bagi
pembaca untuk menelaahnya. Secara berurutan dalam sistematika ini adalah
sebagai berikut :
BAB
I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini
dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab kajian pustaka ini
dikemukakan tentang pondok pesantren, akhlaq, serta kajian tentang peranan
pondok pesantren dalam pembinaan akhlaq masyarakat.
BAB
III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dikemukakan
tentang rancangan penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen
penelitian, dan teknik pengumpulan data.
BAB
IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab hasil penelitian akan
dipaparkan tentang penyajian data yang berkaitan dengan hasil yang didapat di
lapangan penelitian, serta analisis.
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab terakhir ini akan
disajikan tentang kesimpulan sebagai hasil dari penelitian dan dilanjutkan
dengan saran-saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pemikiran bagi yang
berkepentingan .
0 Comments:
Posting Komentar
Sekecil apapun komentar anda merupakan pelajaran buat saya :)